Cahaya akan senantiasa merambat lurus dengan kecepatan 3 x 108 m/s. Untuk membuktikannya, cobalah kamu nyalakan senter. Jika kamu perhatikan, berkas cahaya dari senter akan berbentuk garis lurus. Nah, sifat cahaya inilah yang biasanya dimanfaatkan pada sinar laser.
Benda bening seperti kaca mampu ditembus oleh cahaya. Cahaya yang masuk melalui benda bening akan diteruskan sepenuhnya. Artinya, tidak ada yang dipantulkan. Ternyata, sifat tersebut dimanfaatkan untuk membuat lampu. Jika kamu perhatikan, bohlam memiliki permukaan bening, sehingga cahaya lampu bisa diteruskan ke ruangan.
Saat melewati suatu penghalang seperti kayu, tembok, atau besi, cahaya tidak akan diteruskan, melainkan dipantulkan. Berdasarkan bentuk pantulannya, pemantulan dibagi menjadi dua, yaitu pemantulan teratur dan baur.
Pemantulan teratur terjadi jika seberkas cahaya melewati benda yang permukaannya rata, misalnya cermin. Sedangkan pemantulan baur akan terjadi jika seberkas cahaya melewati bidang yang tidak rata, misalnya kayu, batu bata, dan sebagainya.
Pernahkah kamu melihat pensil yang seolah-olah patah saat sebagian dicelupkan ke dalam air?
Terlihat kan jika pensil seolah-olah patah? Pada kondisi sebenarnya, pensil tidak patah, lho. Mengapa bisa demikian?
Hal itu karena cahaya melalui dua medium yang berbeda, yaitu dari udara ke air. Seperti kamu ketahui bahwa air dan udara memiliki indeks bias yang berbeda.
Jika seberkas cahaya melalui dua medium yang berbeda indeks biasnya, maka kecepatan cahaya juga akan berbeda. Perbedaan kecepatan cahaya itulah yang membuat seolah-olah pensil terlihat patah. Peristiwa itu disebut sebagai pembiasan cahaya.
Siapa sih yang tidak suka melihat pelangi? Fenomena langit yang sangat indah itu tidak setiap waktu bisa kamu lihat. Namun, kamu tak perlu khawatir karena terbentuknya pelangi tidak lepas dari sifat-sifat cahaya yang disebut dispersi. Kamu juga bisa membuat pelangi dengan memanfaatkan sifat tersebut.
Dispersi merupakan peristiwa terurainya cahaya polikromatik (putih) menjadi monokromatik (merah-ungu). Pelangi dihasilkan oleh adanya peristiwa dispersi.
Cahaya matahari yang bersifat polikromatik dibiaskan oleh tetes air hujan yang ada di atmosfer dengan sudut yang berbeda-beda. Akibatnya, warna polikromatik dari cahaya matahari akan terurai menjadi monokromatik.
Nah, warna-warna monokromatik tersebut nantinya akan memantul di belakang tetesan air hujan yang berbentuk speris dan membentuk pelangi. Untuk percobaan sederhananya, kamu bisa menggunakan prisma seperti berikut ini.
Percobaan menggunakan prisma seperti gambar di atas terbilang cukup mudah. Kamu cukup menyediakan prisma bening, lalu tempatkan di bawah cahaya Matahari. Lalu, amati warna-warna yang terbentuk.